Selasa, 28 April 2015

DRF_LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA " HUKUM LAVOISIER "

LAPORAN PRAKTIKUM  KIMIA
HUKUM LAVOISIER


                            

Disusun Oleh :
                                         Nama  : Dwi Rahmasari Fatmawati
                                         Kelas   : X MIA 5
                                         Nomor : 11



SMA NEGERI 7 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MEMBUKTIKAN HUKUM LAVOISIER

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku secara umum. Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan dasar untuk mempelajari kimia. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton), hukum perbandingan volum (Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro. Namun pada makalah ini hanya membahas tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).
”Pada reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Selanjutnya bunyi hukum ini disebut dengan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoiser. (syukri s.1999:23)
Hukum kekekalan massa, kekekalan artinya tidak berubah jika direaksikan suatu zat dengan zat lain. Baik suatu benda  itu di bakar maupun dua zat di campur,  massa zat tersebut akan tetap. Fakta ini sangat menarik sekali bukan, sebagai contoh selama ini kita beranggapan bahwa massa kayu sebelum dibakar dengan sesudah dibakar akan berbeda, namun berdasarkan hukum kekekalan massa ini ternyata anggapan kita ini salah.  Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui kebenarannya. Oleh sebab itu penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan massa, sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa, dan pembuktian hukum kekekalan massa. Sehingga makalah ini di buat.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksut dengan massa ?
2. Bagaimana sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa  ?
3. Bagaimana cara pembuktian hukum kekekalan massa ?








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian massa

  Menurut (Raymond chang.2004:11) massa adalah suatu ukuran yang menunjukkan kualitas materi di dalam suatu benda. Istilah massa dan berat sering tertukar dalam penggunaannya walaupun keduanya menunjukkan besaran. Tetapi merupakan besaran yang berbeda. Massa memiliki satuan dasar berdasarkan Sistem  Internasional (SI) adalah Kilogram (Kg). Berbeda dengan pendapat Chang. Menurut (perucci.1985:6) massa menunjukkan jumlah bahan dalam sebuah objek.
 Dari dua pendapat tersebut mengenai pengertian massa adanya sedikit perbedaan sehingga di simpulkan massa adalah suatu ukuran yang menunjukkan kualitas materi atau jumlah bahan dalam suatu benda atau objek.
Selama ini jika menimbang suatu benda kita selalu mengatakan bahwa angka yang ditunjukan oleh sebuah timbangan itu adalah berat. Padahal berat mempunyai satuan Newton (N) sedangkan satuan yang di miliki oleh timbangan tersebut adalah Kilogram (Kg). dengan demikian saat kita menimbang sebuah benda, angka yang di tunjukkan oleh timbangan tersebut bukanlah berat melainkan adalah massa
Misalnya ada seseorang yang mengatakan berat tubuhnya 60 Kg, padahal yang dimaksut tubuhnya bermassa 60 Kg. Dari penjelasan contoh tersebut kita ketahui bahwa massa dan berat merupakan besaran yang berbeda. Massa memiliki satuan Kilogram (Kg), sedangkan berat yang sebagaimana kita ketahui memiliki satuan Newton (N).

2.2 Sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa     

Antoine Laurent Lavoisier, demikian nama lengkap ilmuwan kimia Perancis yang lahir pada tahun 1743 di Paris. Selain menguasai ilmu kimia, Lavoisier juga menguasai berbagai ilmu lainnya, seperti hukum, ekonomi, pertanian, dan geologi. Sebelum menekuni ilmu kimia, Lavoisier mengikuti jejak ayahnya mempelajari ilmu hukum. Meskipun mempelajari ilmu hukum, Lavoisier menunjukkan ketertarikannya dalam ilmu sains. Pada tahun 1768, Lavoisier terpilih menjadi anggota Academie Royale des Sciences (Akademi Sains Kerajaan Perancis), suatu komunitas ilmuwan sains. Pada tahun yang sama, ia membeli Ferme Generate, perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa pengumpulan pajak untuk kerajaan.
Lavoisier diangkat menjadi Komisaris Polisi Kerajaan ketika berusia 32 tahun. Lavoisier diberi tangggung jawab mengelola laboratorium serbuk mesiu. Ia mengembangkan laboratoriumnya dengan merekrut kimiawan-kimiawan muda dari berbagai penjuru Eropa. Lavoisier dan anak buahnya bekerja keras memperbaiki metode pembuatan serbuk mesiu. Ia dan timnya berhasil meningkatkan kualitas dan kemurnian bahan baku pembuatan mesiu, yaitu sendawa, belerang, dan batu bara. Hasilnya tidak mengecewakan, serbuk mesiu yang dihasilkan laboratoriumnya menjadi lebih banyak dan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Itulah awal perkenalan Lavoisier dengan penelitian kimia. Sejak itu, Lavoisier semakin giat melakukan penelitian di bidang kimia.
Usaha keras Lavoisier didukung penuh oleh istrinya, yaitu Marie-Anne Pierrette Paulze. Marie membantu suaminya menerjemahkan tulisan kimiawan Inggris, Joseph Priestley. Selain itu, Marie-Anne Pierrette mempunyai keterampilan menggambar. Keterampilannya ini digunakan untuk menggambar hasil-hasil penelitian Lavoisier.
Sumbangan terbesar Lavoisier terhadap pengembangan ilmu kimia sehingga dijuluki bapak kimia Modern adalah keberhasilannya menggabungkan semua penemuan di bidang kimia yang terpisah dan berdiri sendiri menjadi suatu kesatuan. Lavoisier membuat kerangka dasar kimia berdasarkan hasil penelitian kimiawan sebelumnya, seperti Joseph Black, Henry Cavendish, Joseph Priestley, dan George Ernst Stahl.
Pada saat itu, para ilmuwan mempercayai bahwa reaksi pembakaran menghasilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah pembakaran lebih sedikit daripada sebelumnya. Hal ini didasarkan pada percobaan yang dilakukan Priestley. Priestley memanaskan oksida raksa (red calx mercury). Reaksi pemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air raksa dan gas tak berwarna di atasnya. Setelah ditimbang, massa air raksa lebih sedikit daripada massa oksida raksa. Priestley menyebut gas tak berwarna itu dengan istilah flogiston. Namun tidak demikian dengan Lavoisier, ia meragukan adanya gas flogiston. Menurut dugaannya, yang dimaksud flogiston adalah gas oksigen. Kemudian, Lavoisier mengulang percobaan Priestley untuk membuktikan dugaannya. Ia menimbang massa zat sebelum dan setelah reaksi pemanasan oksida raksa secara teliti menggunakan timbangan yang peka. Ternyata, terjadi pengurangan massa oksida raksa.
 Lavoisier menjelaskan alasan berkurangnya massa oksida raksa setelah pemanasan. Ketika dipanaskan, oksida raksa menghasilkan gas oksigen sehingga massanya akan berkurang. Lavoisier juga membuktikan kebalikannya. Jika sebuah logam dipanaskan di udara, massanya akan bertambah sesuai dengan jumlah oksigen yang diambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier ini dikenal dengan nama Hukum Kekekalan Massa. Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi tidak berubah, begitu bunyi hukum tersebut. Dengan penemuan ini, teori flogiston yang dipercayai para ilmuwan kimia selama kurang lebih 100 tahun akhirnya tumbang. Lavoisier juga menyatakan proses berkeringat merupakan hasil pembakaran lambat di dalam tubuh.(Tiyan.2013)
Antonie Laurent Lavoiser merupakan ilmuwan kimia perancis lahir pada tahun 1743, banyak ilmu yang ia kuasai. Sebelum ia menekuni ilmu kimia dia mengikuti jejak ayahnya mempelajari ilmu hukum. Istrinya Marie-Anne Pierrette selalu membantunya, ia juga ahli dalam menggambar sehingga keahliannya itu digunakan untuk menggambar hasil-hasil penelitian lavoiser. Lavoiser merupakan ahli kimia yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kimia khususnya dunia pendidikan. Banyak sekali teori yang telah ia kemukakan salah satunya yaitu mengenai hukum kekekalan massa.
Dia mulai menemukan hukum kekekalan massa ini ketika kimiawan sebelumnya yaitu Priestley melakukan percobaan reaksi pembakaran menghassilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah reaksi menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Hal ini membuat lavoiser mengulangi percobaan tersebut dengan melakukan oksida raksa, dari percobaan yang ia lakukan massa zat  setelah reaksi berkurang. Dia menjelaskan alasan berkurangnya massa tersebut karena reaksi oksida tersebut menghasilkan oksigen dan terlepas ke udara. Jadi hukum kekekalan massa hanya berlaku dalam ruang tertutup.

2.3 Percobaan Pembuktian Hukum Kekekalan Massa
    
Sehubung hukum kekekalan massa ini menarik penulis untuk mengetahui kebenarannya, sehingga penulis melakukan percobaan tentang hukum kekekalan massa.

Hukum Kekekalan Massa

2.3.1        Tujuan
1.      Agar dapat memahami dan mengerti Hukum kekekalam massa tersebut.
2.      Dapat menyimpulkan hasil dari praktikum tentang hukum kekekalan massa.
3.      Dapat merumuskan kembali tentang hukum kekekalan massa dalam bidang ataupun alat dan bahan yang lain.
4        Mengetahui manfaat aplikasi hukum kekekalan massa.
5        Dapat mengetahui penyimpangan hukum kekekalan massa.

2.3.2  Alat dan Bahan
NO
Alat dan Bahan
Ukuran / Satuan
Jumlah /Volume
1
Tabung reaksi
Kecil
2
2
Neraca analisis
-
1
3
Labu Erlenmeyer
-
1
4
Gelas Ukur
100 ml
3/ 250 ml
5
Pipet
-
1
6
Larutan Pb(NO3)2
0,1 M
3 ml
7
Larutan KI
0,1 M
3 ml
8
Larutan NaOH
0,1 M
3 ml
9
Larutan CuSO4
0,1 M
3 ml
 
2.3.3 Langkah Kerja
           
1.      Ambil larutan Pb(NO3)2 sebanyak 3 ml, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang sebelumnya sudah diukur dengan gelas ukur
2.      Cuci gelas ukur dan kemudian ambil larutan KI sebanyak 3 ml, masukkan ke tabung reaksi
3.      Timbang massa zat beserta wadahnya
4.      Catat  hasilnya
5.      Kemudian ambil zat dari tabung reaksi masukkan cairan dalam tabung reaksi ke dalam labu Erlenmeyer
6.      Catat hasil percampuran kedua zat Pb(NO3)2  + KI
7.      ulangi percobaan lagi dengan menggunakan percampuran larutan kedua yaitu NaOH + CuSO4
  1. Membuktikan hukum kekekalan massa (Hukum Lavosier) yang dinyatakan bahwa jika massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
2.3.4  Data Hasil Percobaan
Setelah melakukan percobaan massa ada beberapa hasil yang telah kami peroleh.Tabung Y yang berisi larutan NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2 + KI
1. Pb(NO3)2 + KI
a.       Sebelum bercampur     = 75,5 gram
b.      Setelah bercampur       = 75,5 gram
 
  2. NaOH + CuSO4
a.       Sebelum bercampur     = 73,6 gram
b.      Setelah bercampur       = 73,6 gram

Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan bahwa Hukum Kekekalan Massa  ini terbukti kebenarannya dan sesuai juga dengan tujuan percobaan ini bahwa reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa. Selain hasil massa yang sama ada hasil lain yang kami peroleh mengenai warna larutan NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2 + KI dari sebelum reaksi dengan sesudah reaksi. Warna larutan NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2.  
1. Sebelum:
Ø  Larutan Pb(NO3)2 0.1M  = bening
Ø  Larutan KI 0.1M = bening
Sesudah:
Ø  Setelah larutan Pb(NO3)2 dan larutan KI direaksikan ternyata terjadi perubahan warna yaitu menjadi kuning putih => kuning => kuning oranye

2. Sebelum:
Ø  Larutan NaOH 0.1M  = bening
Ø  Larutan CuSO4 0.1M = bening kebiruan
Sesudah:
Ø  Setelah larutan NaOH dan larutan CuSO4 direaksikan ternyata terjadi perubahan warna yaitu menjadi biru pekat => hijau toska => hijau lumut => hitam.

Sebenarnya menurut teori jika larutan ini dicampurkan atau direaksikan warnanya akan berubah menjadi warna biru pekat. Namun dalam percobaan ini terjadi beberapa perubahan warna ini dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi percobaan ini, yaitu zat terkontaminasi dengan aluminium foil sehingga warna zat berubah beberapa kali.
Namun kembali lagi mengenai tujuan percobaan ini hanya sebatas ingin membuktikan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama. Dan percobaan ini berhasil sesuai bunyi Hukum Kekekalan Massa yaitu : ”Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
      BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Massa adalah suatu ukuran yang menunjukkan kualitas materi atau jumlah bahan dalam suatu benda atau objek. Misalnya ada seseorang yang mengatakan berat tubuhnya 60 Kg, padahal yang dimaksut tubuhnya bermassa 60 Kg. Dari penjelasan contoh tersebut kita ketahui bahwa massa dan berat merupakan besaran yang berbeda. Massa memiliki satuan Kilogram (Kg), sedangkan berat yang sebagaimana kita ketahui memiliki satuan Newton (N).
Antonie Laurent Lavoiser merupakan ilmuwan kimia perancis lahir pada tahun 1743, banyak ilmu yang ia kuasai. Sebelum ia menekuni ilmu kimia dia mengikuti jejak ayahnya mempelajari ilmu hukum. Istrinya Marie-Anne Pierrette selalu membantunya, ia juga ahli dalam menggambar sehingga keahliannya itu digunakan untuk menggambar hasil-hasil penelitian lavoiser. Lavoiser merupakan ahli kimia yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kimia khususnya dunia pendidikan. Banyak sekali teori yang telah ia kemukakan salah satunya yaitu mengenai hukum kekekalan massa.
Dia mulai menemukan hukum kekekalan massa ini ketika kimiawan sebelumnya yaitu Priestley melakukan percobaan reaksi pembakaran menghassilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah reaksi menjadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Hal ini membuat lavoiser mengulangi percobaan tersebut dengan melakukan oksida raksa, dari percobaan yang ia lakukan massa zat  setelah reaksi berkurang. Dia menjelaskan alasan berkurangnya massa tersebut karena reaksi oksida tersebut menghasilkan oksigen dan terlepas ke udara. Jadi hukum kekekalan massa hanya berlaku dalam ruang tertutup. Begitupun ketika mereaksikan larutan NaOH + CuSO4  dan larutan Pb(NO3)2 + KI massa larutan ini baik sebelum dan sesudah reaksi juga sama. Percobaan ini dilakukan dalam ruang tertutup.

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis hanya membahas sebatas apa pengertian massa, bunyi hukum kekekalan massa dan pembuktian melalui percobaan. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas dalam hukum kekekalan massa seperti manfaat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari serta  penyimpangan hukum kekekalan massa Karena dalam beberapa kasus terdapat hasil yang berbeda dengan hukum ini serta apa-apa saja yang menyebabkan penyimpangan ini. Oleh karena itu diharapkan penulis selanjutnya untuk membahas mengenai hal-hal diatas. Sehingga,  pengetahuan kita tentang hukum kekekalan massa ini bertambah luas dan bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga
Petrucchi, Ralph H.1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid I.
Jakarta: Erlangga

(di akses pada tanggal 28 April 2015 )




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar